Disini aku mau berbagi sedikit mengenai proses acara PUCATSO Youth Day
2012 ini dari persiapan hingga akhir acara. Bermula ketika kepengurusan PUCATSO
2012 mengadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi setiap divisi kepengurusan
yang ada. Di akhir rapat tanpa diketahui banyak oleh anggota PUCATSO lainnya, sang
ketua PUCATSO mengatakan bahwa pada malam itu akan melakukan pemilihan ketua
retret PUCATSO yang baru dan meminta kepada pengurus angkatan 2010 untuk
mencalonkan diri sebagai ketua berikutnya dan diberikan waktu beberapa saat
untuk berpikir. Beberapa menit kemudian, 2 orang anggota PUCATSO yaitu Haryanto
dan Lettisia Gianti mencalonkan diri untuk menjadi ketua retret PUCATSO 2012 yang baru dan
sebelum waktu untuk pencalonan ketua ditutup, aku pun dengan dorongan teman
teman dan masih dengan penuh keraguan akhirnya mencalonkan diri
menjadi ketua retret PUCATSO 2012 yang baru. Voting diantara semua pengurus
PUCATSO 2012 pun langsung dimulai saat itu juga dan didoakan terlebih dahulu sebelum memulai pemilihan ketua. Pada akhirnya, disaat itu
hasil voting memilih aku, Theodora untuk menjadi ketua retret PUCATSO 2012 yang baru.
Ketika baru terpilih sebenarnya agak kaget karena berpikir dua
teman aku yang lainnya lebih berpengalaman dan lebih mantap untuk mencalonkan
diri mereka menjadi ketua retret PUCATSO 2012 dibandingkan aku sendiri.
Karena sebenernya aku enggak begitu suka untuk mengurus segala birokrasi
sulit yang ada. Mungkin karena selama ini aku cuma fokus di seksi acara dan humas dalam setiap kegiatan yang ada. Saat itupun aku berpikir, mengapa saku yang bisa terpilih. Aku pun menyadari, dibalik
kepercayaan teman teman semua, ini adalah kehendak Tuhan pada diri aku untuk
melakukan proses yang luar biasa di tahun ini. Tuhan ingin aku untuk kembali
keluar dari zona nyaman aku dan untuk lebih dekat kembali kepada Tuhan. Bagi aku, ini adalah sebuah teguran halus dari Tuhan buat aku pribadi.
Setelah rapat kepengurusan
PUCATSO 2012 berakhir, aku langsung meminta Ghea untuk menjadi
partner aku menjadi ketua II di acara retret PUCATSO ini. Tanpa ragu aku memilih dia karena aku sangat sadar dengan banyak kekurangan aku dan hal
tersebut dapat diimbangi dan didukung penuh oleh Ghea untuk membuat acara ini
lebih baik lagi kedepannya. Karena sadar waktu yang tidak banyak, malam itupun
kami langsung menulis nama nama yang bisa dan mau melayani di acara
retret ini. Selama satu minggu berikutnya
pun terjadi peng approach an kepada setiap individu yang telah kami tentukan
untuk bekerjasama di acara retret ini. Ada yang langsung menerima,
ada yang berpikir pikir dahulu dan ada yang menolak tidak dapat berpartisipasi
menjadi panitia karena beberapa alasan. Tapi puji Tuhan, dalam satu minggu
itupun kami dapat menyusun kepanitiaan yang sudah fix.
Aku dan Ghea pun membuat
timeline detail dari Juli hingga November untuk hal hal apa saja yang akan kami
lakukan. Dengan adanya timeline ini pun mempermudah kami untuk bekerja dan
meraih target yang ada. Aku dan Ghea juga memutuskan untuk memberi nama retret
ini dengan nama PUCATSO Youth Day. Mungkin nama yang kami pilih ini terpengaruh
dengan adanya acara World Youth Day dan karena kebetulan juga kami berdua
adalah panitia Indonesian Youth Day 2012. Alasan kami memilih nama PUCATSO
Youth Day ini juga dikarenakan kami tidak mau peserta nantinya menganggap ini
retret yang terlalu serius dengan berbagai sesi sesi padat nantinya. Karena
kami ingin, selain ada sesi yang cukup serius ada juga sesi yang dekat dengan
anak muda seperti sesi character building training dan outbond untuk membuat
mereka lebih nyaman dan mengerti akan tema serta konsep yang disampaikan. Jadi
tidaklah membosankan. Karena sebagai anak muda Katolik pastinya ingin kegiatan
atraktif lainnya yang bersemangat bukan hanya duduk diam sepanjang hari.
Aku dan Ghea pun sempat
memikirkan tema acara. Ghea sempat bertanya, apakah tujuan hidup aku. Aku ngejawab nya dengan gambling, kurang detail, seperti tujuan hidup aku hanya
ada kasarannya saja. Lalu kami berdua pun berpikir bagaimana kalau “Life
Purpose” menjadi tema retret kali ini. Karena menurut kami, sebagai anak muda
Katolik masih banyak yang belum mengetahui tujuan hidup mereka dengan baik,
kami tidak mau anak muda Katolik semakin banyak yang salah arah nantinya. Bukan
berarti setelah retret ini, peserta akan langsung mendapatkan apa tujuan hidup
nya. Tetapi melalui tema ini, para peserta diharapkan dapat lebih membuka matanya akan
dunia luar untuk menghadapi hidup yang merupakan hadiah terindah dari Tuhan
untuk dihadapi dan dikembangkan dengan baik sebagai anak Tuhan yang luar biasa.
Aku dan Ghea disini pun menaruh
goal goal yang cukup tinggi untuk dicapai oleh seluruh panitia. Karena kami pun ingin membangun setiap
karakter panitia yang ada untuk keluar dari zona nyaman mereka disaat berproses
bersama ini dan selalu berserah kepada Tuhan. Aku dan Ghea pun
langsung terjun ke setiap divisi yang sudah kami bagi berdua untuk selalu
mengingatkan mereka dan memberi usul di setiap kendala yang ada.
Setelah semua proses dan
birokrasi yang cukup sulit yang ada, kami pun menerima jawaban Dana Pembangunan
Generasi Muda pada akhir oktober. Mungkin pertamanya aku hanya melihat nominal
yang dicairkan sangat jauh dari harapan aku pribadi. Secara lisan aku sempat
kecewa karena kami sudah memberikan proposal yang paling lengkap yang pernah dibuat
dan sangat sulit untuk mengumpulkan tanda tangan dan persetujuan di lembaran
pengesahan dikarenakan jarak Cikarang – Depok – Jakarta – Cikarang untuk
mengajukan proposal ini. Aku juga sempat berpikir acara PUCATSO yang lain yang
skala nya lebih kecil bisa mendapatkan dana lebih banyak dari yang kami
dapatkan, begitu juga KMK lain yang aku tanyakan, jumlah yang mereka dapatkan
tidak sejauh dana yang kami dapatkan. Aku pun terus bertanya tanya dan
berefleksi apa yang salah dalam proses yang kami hadapi ini. Seorang teman pun berkata bahwa, mungkin tangan Tuhan kali ini tidak bekerja melalui DPGM tetapi melalui
tangan tangan hebat lainnya yang telah diutus oleh Tuhan. Aku pun kembali
semangat untuk terus menyemangati teman teman panitia yang lain dan tetap
focus pada semua rencana yang sudah kami buat dari awal walaupun acara tinggal
dua minggu lagi dan kami pun masih kekurangan dana sebesar Rp 10.000.000,00 .
Kami semua tetap berdoa, melakukan novena, melakukan missa di kampus kami dan
meminta teman teman yang lainnya pun mendukung kami dengan doa.
Karena keterbatasan waktu dan
dana yang masih banyak yang belum kami dapatkan, aku dan Ghea selaku ketua
memutuskan untuk mengajukan permohonan dana kepada kampus kami. Kami tidak
terlalu berharap kampus akan mempunyai respon yang baik karena birokrasi kampus
sangatlah sulit dan memakan waktu yang lama. Empat hari sebelum acara dimulai
kami dapat panggilan dari kampus bahwa pengajuan dana yang kami ajukan akan
cair 100% dalam waktu dua hari. Itu berarti masih bisa menutup kekurangan yang
ada sebelum acara. Betapa senangnya kami mendapat kabar tersebut karena kami
tidak pernah menyangka kampus akan mensetujui permohonan kami. Begitu juga tim
FR yang melakukan banyak usaha walaupun sempat melalui jatuh bangun dalam
mencari dana, tim FR selalu berusaha baik memlaui ngamen, paduan suara di
gereja, menjual makanan dan barang barang lainnya. Disini pun ucapan teman aku terbukti, bahwa Tuhan pasti akan menyediakan jalan dan bekerja melalui tangan
tangan hebat lainnya. Entah bagaimana dan seperti apa, dalam 4 hari sebelum
acara kami banyak menemui mukjizat dari Tuhan, bukan hanya mukjizat dalam segi
dana tetapi juga hal hal lain seperti mendapatkan romo yang pasti dapat
mendampingi kami full selama 3 hari, mendapat potongan dana di berbagai
pengeluaran. Semua mukjizat itu terjadi
dan mengalir begitu saja dalam proses yang kami jalani ini.
Tibalah hari H yang ditunggu
tunggu. Pertama kali nya juga dalam sejarah PUCATSO, jumlah peserta yang
terdaftar melampaui dari apa yangn sudah panitia targetkan. Ada 154 peserta
yang terdaftar dan mengikuti acara ini. Dengan segala kemasan acara yang sudah
disiapkan, pembicara yang membuka pikiran kami, romo dan frater yang setia
mendampingi kami selama 3 hari serta alam yang sejuk dan tenang sangatlah
melengkapi proses retret kami yang indah ini. Kami mensyukuri tiap detik, tiap jengkal, tiap anugerah dan berkat yang
diberikan Tuhan kepada kami. Betapa senangnya mendapat respon positif dan
semangat dari para peserta kepada panitia selama acara retret ini berlangsung.
Banyak juga kakak kakak PUCATSO yang salut dengan acara dan struktur kepanitiaan
yang baik.
Buat aku pribadi, tanggung jawab retret ini adalah merupakan beban yang harus aku tanggung. Tetapi pada akhirnya aku menyadari bahwa ini adalah
salah satu proses yang paling indah yang bisa aku terima dari Tuhan yang membuat aku keluar dari zona nyaman aku untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa dan
lebih dekat kepada Tuhan. Sempat
mengalami proses yang sakit dan melelahkan, tetapi Tuhan telah menyiapkan hasil
yang terindah dari proses yang kami tempuh untuk kami semua.
![]() |
*My Super and though girl ever; Lettisia Gianti* |
![]() |
*Name tag, t-shirt and award that we made by our self :)* |
*The amazing 154 participants :D*
Terimakasih kepada teman teman PUCATSO yang telah mempercayai aku untuk berproses dalam memimpin retret ini. Terimakasih kepada DPGM dan Kampus yang telah mensupport kami dengan baik. Terimakasih kepada teman teman dan kakak kakak PUCATSO yang begiiituuu aku sayangi dan selalu mendoakan serta menyemangati aku pribadi dan teman teman lainnya dalam proses ini. Dan pastinya terimakasih kepada 38 partners plus keluarga aku dalam kepanitiaan ini yang tidak pernah sedikitpun mengeluh dan tiada lelahnya bekerja di ladang Tuhan yang sangat luas ini serta menjadi contoh dan pelajaran yang begitu luar biasa bagi saku pribadi. Dan ga akan pernah habisnya aku ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan kesempatan dan berkat kepada aku dan teman teman untuk memuliakan Nama-Nya melalui acara ini. Kalian semua sungguh luar biasa dan salah satu anugerah Tuhan dalam kehidupan aku :)
*Dan inilah para panitia,sahabat,keluarga yang bekerjasama dengan begitu indah untuk mendapatkan yang terbaik tanpa mengeluh sedikit pun* *i love this committee forever*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar